E-Book Sejarah Perkembangan Gizi Di Indonesia Kegiatan-kegiatan bidang gizi di Indonesia sebelum Perang Dunia II ditangani oleh Instituut Voor Volksvoeding, suatu lembaga pemerintahan Hindia Belanda yang berada dalam Instituut Eijkman di Jakarta. Perhatian waktu itu banyak dicurahkan pada penelitian di laboratorium, klinik dan survei makanan rakyat di
desa-desa yang dikenal antara lain :menee enderseek di Pacet, Rengasdengklok, Segalaherang, Cirebon, Pulosari, Kutowinangaun, dan sebagainya.
Eratnya hubungan antara ilmu kedokteran, pertanian, kimia, ekonomi tercermin pada kerjasama antara tokoh-tokoh sepertiDeHaas, Prof. Blank Haart, Pestmus, Van Voen, Donath, Terra, Ockee dalam mempelajari masalah makanan rakyat. Masalah busung lapar, defisiensi vitamin A, devisiensi protein dan kalori, beri-beri, gondok endemic telah dipelajari dan ditulis dengan terperinci. Namun demikian laporan-laporan itu hanya diketahui oleh kalangan terbatas dalam pemerintahan Hindia Belanda, tidak diumumkan kepada masyarakat.
Kegiatan-kegiatan gizi menurun dalam masa Perang Dunia ke II, berhenti sama sekali selama pendudukan Jepang serta masa perjuangan fisik mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945. Indonesia terasing dari kemajuan ilmu pengetahuan dunia, ketika ilmu gizi sedang berkembang pesat di Eropa dan Amerika.
Kegiatan dimulai lagi setelah Insituut voor Volksvoeding diserahterimakan kepada bangsa Indonesia. Pada tahun 1950 dr. Poerwo Soedarmo diserahi memimpin lembaga ini, yang selanjutnya dinamakan sebagai Lembaga Makanan Rakyat. Tempatnya tetap di Gedung Eijkman di jalan Diponegoro No. 69, Jakarta, yaitu salah satu gedung yang berada dalam lokasi R.S Cipto Mangunkusumo.
desa-desa yang dikenal antara lain :menee enderseek di Pacet, Rengasdengklok, Segalaherang, Cirebon, Pulosari, Kutowinangaun, dan sebagainya.
Eratnya hubungan antara ilmu kedokteran, pertanian, kimia, ekonomi tercermin pada kerjasama antara tokoh-tokoh sepertiDeHaas, Prof. Blank Haart, Pestmus, Van Voen, Donath, Terra, Ockee dalam mempelajari masalah makanan rakyat. Masalah busung lapar, defisiensi vitamin A, devisiensi protein dan kalori, beri-beri, gondok endemic telah dipelajari dan ditulis dengan terperinci. Namun demikian laporan-laporan itu hanya diketahui oleh kalangan terbatas dalam pemerintahan Hindia Belanda, tidak diumumkan kepada masyarakat.
Kegiatan-kegiatan gizi menurun dalam masa Perang Dunia ke II, berhenti sama sekali selama pendudukan Jepang serta masa perjuangan fisik mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945. Indonesia terasing dari kemajuan ilmu pengetahuan dunia, ketika ilmu gizi sedang berkembang pesat di Eropa dan Amerika.
Kegiatan dimulai lagi setelah Insituut voor Volksvoeding diserahterimakan kepada bangsa Indonesia. Pada tahun 1950 dr. Poerwo Soedarmo diserahi memimpin lembaga ini, yang selanjutnya dinamakan sebagai Lembaga Makanan Rakyat. Tempatnya tetap di Gedung Eijkman di jalan Diponegoro No. 69, Jakarta, yaitu salah satu gedung yang berada dalam lokasi R.S Cipto Mangunkusumo.
Detail E-Book:
| ||
Judul E-Book | : | Sejarah Perkembangan Gizi Di Indonesia |
Tipe File | : | |
Pembuat/Penulis | : | Direktorat Gizi Masyarakat Bekerjasama dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) |
Website | : | gizi.depkes.go.id |
Didistribusikan oleh | : | www.portalebookshare.blogspot.com |
0 komentar: